Enggak Cukup Tawakal

Shalat sebagai bukti penghambaan kita kepada Allah

Sepulang kerja saya menghadiri pengajian rutin ba’da Maghrib di Masjid fathullah, UIN Jakarta. Saat itu diisi oleh Ustadz Ahmad Yani yang membahas mengenai betapa hebatnya ajaran Islam. Ajaran shalat misalnya, setiap umat Islam wajib melaksanakan shalat shubuh. Maka Umat Islam "tidak mengenal" weekday atau weekend, kudu bangun pagi banget tiap hari untuk melaksanakan kewajiban shalat shubuh.

Nggak tanggung-tanggung Allah memberikan pahala kepada mereka yang melaksanakan shalat sunnah qabliyah shubuh. Pahalanya lebih baik dari dunia dan seisinya. Bahkan jika setelah shalat shubuh berjamaah di Masjid dilanjutkan dengan zikir hingga waktu isyraq kemudian melaksanakan shalat dua rakat, maka pahalanya seperti pahala ibadah haji dan umrah.

Pengajian selesai hingga waktu adzan Isya tiba. setelah Isya saya kembali menghadiri pengajian online via streaming Youtube. Pengajian rutin setiap kamis malam di AQL Islamic Center diisi oleh pimpinan AQL, KH. Bachtiar Nasir.

Ternyata pembahasan kajiannya sama dengan pengajian ba’da Maghrib tadi, mengenai shalat. tetapi pembahasan yang dibawakan oleh KH. Bachtiar nasir lebih kepada manfaat apa yang dirasakan dari penunaian kewajiban shalat. Shalat sebagai bukti penghambaan kita kepada Allah.

Setiap masalah yang dihadapi oleh kita, seperti rasa takut akan kesalahan kita di masa lalu atau rasa cemas dengan hari esok yang belum pasti, maka dengan pelaksanakan shalat dapat mengatasi rasa takut dan cemas tersebut.

Di akhir pengajian KH. Bachtiar Nasir meluruskan pemahaman tawakal akan hari esok. Bukan berarti tawakal itu gak ada usaha dari kita untuk mempersiapkan hari esok. Maka salah satu usaha kita adalah menyisihkan penghasilan sebagai tabungan untuk menghadapi hari esok yang belum pasti.

Yuk, kita menabung emas.

Maryulisman, Jualan Emas Antam

Postingan populer dari blog ini

Bahaya Pergaulan Bebas

Ketika Kuku kakiku Hampir Terlepas