Ketika Kuku kakiku Hampir Terlepas
Pagi hari ketika akan berangkat kerja, seperti biasa saya harus mengeluarkan motor dari dalam rumah ke halaman rumah. Karena tergesa-gesa akhirnya jempol kaki kiri terkena stand motor. Sakit tentu saja. Sayapun segera melihat kondisi jempol kaki. Pandangan yang terlihat memang agak mengerikan, daging di sebelah atas kuku sobek mengeluarkan darah kental, dan dua pertiga kukunya terlepas dari kulit, ditambah kulit tipis yang menutupi kuku bagian bawah terkelupas sebagian sehingga terlihat sebagian kuku bagian bawah kulit tipis tersebut.
Saya menahan rasa sakit itu. Istri saya, alhamdulillah sebagai ibu rumah tangga yang tetap mendampingi saya, segera mengambil perlengkapan P3K, diantaranya alkohol, kasa dan iodine poviden. P3K tersebut adalah sisa dari perawatan tali pusar anak pertama saya sekitar 2 tahun yang lalu. Dengan cekatan, istri saya mengobati jempol kaki saya yang cedera tersebut.
Hanif, anak saya terbangun. Menangis sebentar lalu menuju saya dan istri yang sedang mengobati kuku jempol kaki saya. Hanif yang masih polos, usianya hampir dua tahun pun dengan setia mendampingi saya yang sedang diobati oleh istri.
Karena sudah pasti telat masuk kantor, maka saya segera menghubungi teman kantor saya, yang pertama kali saya hubungi adalah Pak Abas, namun tidak ada jawaban. Saya pun menghubungi Pak Heru, namun HPnya tidak aktif. Yang ketiga saya hubungi Bang Joy, sama tidak ada jawaban. Terakhir saya menghubungi Bang Tajali, alhamdulillah dijawab dan sayapun langsung menyampaikan bahwa saya pasti telat karena ada musibah kecil. Tak lupa sayapun mengirim SMS ke Pak Abbas untuk sementara mengerjakan tugas yang menjadi kewajiban saya setiap paginya.
Setiba di ruang kerja dan bersiap melaksanakan tugas, Bu Yarma, teman satu ruangan saya di kantor, membantu mengobati jempol kaki saya. Dengan sebuah minyak yang selalu menjadi “senjatanya” untuk mengobati berbagai macam penyakit, kuku kaki jempol saya diolesi minyak tersebut yang kegunaannya untuk mengeringkan luka.
Insya Allah, saya ikhlas atas musibah ini, saya tinggal menunggu hikmah yang kelak akan Allah berikan untuk hamba-Nya ini.
Saya menahan rasa sakit itu. Istri saya, alhamdulillah sebagai ibu rumah tangga yang tetap mendampingi saya, segera mengambil perlengkapan P3K, diantaranya alkohol, kasa dan iodine poviden. P3K tersebut adalah sisa dari perawatan tali pusar anak pertama saya sekitar 2 tahun yang lalu. Dengan cekatan, istri saya mengobati jempol kaki saya yang cedera tersebut.
Hanif, anak saya terbangun. Menangis sebentar lalu menuju saya dan istri yang sedang mengobati kuku jempol kaki saya. Hanif yang masih polos, usianya hampir dua tahun pun dengan setia mendampingi saya yang sedang diobati oleh istri.
Karena sudah pasti telat masuk kantor, maka saya segera menghubungi teman kantor saya, yang pertama kali saya hubungi adalah Pak Abas, namun tidak ada jawaban. Saya pun menghubungi Pak Heru, namun HPnya tidak aktif. Yang ketiga saya hubungi Bang Joy, sama tidak ada jawaban. Terakhir saya menghubungi Bang Tajali, alhamdulillah dijawab dan sayapun langsung menyampaikan bahwa saya pasti telat karena ada musibah kecil. Tak lupa sayapun mengirim SMS ke Pak Abbas untuk sementara mengerjakan tugas yang menjadi kewajiban saya setiap paginya.
Emas adalah pilihan tepat menyimpan nilai aset. tahun 1990-an diperlukan 300 gram emas untuk ongkos naik haji. Kini cuma 120 gr.— Maryulisman (@MaryuPustakawan) 15 Maret 2018
_________
Beli emas mini mulai Rp 90 ribuan, untuk dapatkan emas Antam. Mau?
Yuk nge-WA disini 087822726834 / 0817843060https://t.co/P45T29A7P0
Setiba di ruang kerja dan bersiap melaksanakan tugas, Bu Yarma, teman satu ruangan saya di kantor, membantu mengobati jempol kaki saya. Dengan sebuah minyak yang selalu menjadi “senjatanya” untuk mengobati berbagai macam penyakit, kuku kaki jempol saya diolesi minyak tersebut yang kegunaannya untuk mengeringkan luka.
Insya Allah, saya ikhlas atas musibah ini, saya tinggal menunggu hikmah yang kelak akan Allah berikan untuk hamba-Nya ini.